PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan ladang dari
segala informasi, sehingga tidaklah disangkal kalau Perpustakaan merupakan
sebuah unit penyedia informasi yang berorientasi kepada kebutuhan
Pemustaka. Dalam setiap prakteknya terutama
dalam pengelolaan Perguruan Tinggi menurut Sutarno dikutip dari Zubair
(2006:23) Pepustakaan perguruan tinggi berfungsi
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan perguruan
tinggi sering disebut sebagai ”jantung universitas” sebagai penunjang informasi
di Perguruan Tinggi.
Sehingga perpustakaan memiliki
peranan fital di dalam penyampaian informasi di Perguruan Tinggi. Didalam
pengelolaan perpustakaan terdapat dua kegiatan yang mempengaruhi dalam penyampaian
informasi bagi pemustaka atau yang biasa disebut dengan istilah “Temu Kembali Informasi”, dua kegiatan
tersebut adalah pengideksan serta pengkatalogan. Kedua hal tersebut hampir sama
namun sedikit berbeda, biasanya dalam mengindeks ada unsur sedikit menganalisa
atau menguraikan suatu karya. Didalam situs idoycdt.wordpress.com
dicontohkan Misalnya suatu karya dimana dalam karya
tersebut terdiri dari beberapa karya orang yang berbeda, baik judul maupun
subyeknya, maka sebaiknya masing-masing itu perlu kita uraikan satu-persatu
dengan membuatkan indeksnya.
Pengindeks perlu mampu menentukan isi subyek suatu dokumen dengan menggunakan kosakata yang diperkenankan oleh sistem, pengindeks juga perlu memahami isi subyek dan menterjemahkan isi kedalam bahasa indeks yang diterapkan.
Pengindeks perlu mampu menentukan isi subyek suatu dokumen dengan menggunakan kosakata yang diperkenankan oleh sistem, pengindeks juga perlu memahami isi subyek dan menterjemahkan isi kedalam bahasa indeks yang diterapkan.
Didalam makalah ini sendiri akan
dijelaskan tentang pengertian singkat
temu kembali informasi, pengertian pengkatalogan, pengindeksan subyek,
evaluasi katalog subyek serta kartu acuan sebagai sarana temu kembali
informasi.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Singkat
Temu Kembali Informasi
Temu
kembali informasi menurut Hasby (2010) yaitu merupakan proses untuk
mengidentifikasi, kemudian memanggil suatu dokumen dari suatu penyimpanan,
sebagai jawaban atas pemintaan sebuah informasi. Pengertian lainnya adalah
sistem temu kembali informasi merupakan proses yang berhubungan dengan representasi,
penyimpanan, pencarian dengan pemanggilan informasi yang relevan dengan
kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna.
Temu
kembali informasi dilakukan selama pencari informasi membutuhkan informasi yang
masih tersebar dan belum diketemukan keberadaannya. Identifikasi informasi
dapat memberikan gambaran mengenai informasi yang diperlukan, baik berupa jenis
maupun keberadaannya. Dalam identifikasi informasi diperlukan alat bantu
penelusuran yang dapat digunakan untuk membantu pencari informasi. Alat-alat
ini antara lain adalah: katalog, indeks, bibliografi, opac dan berbagai alat
lainnya yang dibuat tercetak maupun dalam format digital.
Dengan
adanya alat bantu penelusuran informasi, diharapkan proses pencarian informasi
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih spesifik. Dengan proses temu
kembali informasi yang lebih cepat maka diharapkan dapat menghemat waktu
pencari informasi. Sehingga pencari informasi dapat menggunakan waktu lainnya
untuk melakukan kegiatan lain.
B.
Pengertian
pengkatalogan
Dalam sebuah
perpustakaan tidaklah asing lagi kalau menjumpai istilah katalog, catalog
adalah sarana fital di dalam proses temu kembali informasi di perpustakaan.
Untuk pengertian katalog menurut Qalyubi (2007:30) katalog perpustakaan sebagai
hasil proses katalogisasi merupakan suatu rekaman atau daftar pustaka yang
dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun
menurut aturan dan sistem tertentu.
Katalog mempunyai
tujuan agar mempermudah pemustaka untuk mencari koleksi berdasarkan nama pengarang,
subyek, dan judulnya. katalog sendiri sebagai output dari proses katalogisasi
mempunyai bentuk yang bervariasi mulai dari katalog kartu, katalog berkas,
katalog cetak, catalog Com, katalog cd-Rom, serta katalog OPAC. Kesemua bentuk
katalog ini disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka serta ke praktisanya.
Menurut Basuki
(1993:324) Istilah pengkatalogan atau katalogisasi sendiri merupakan alih
bahasa dari cataloguing yaitu proses menyusun entri bagi katalog .
C.
Pengindeksan
Subyek
Salah satu kegitan
pengolahan diperpustakaan adalah penentuan tajuk subyek. Tajuk subyek digunakan
untuk mendeskripsikan suatu indeks atau lebih dikenal dengan sebutan
pengkatalogan subyek. Pengindeksan subyek merupakan kegiatan identifikasi terhadap
subyek atau pokok persoalan yang dibahas dalam suatu buku.
Setelah kegiatan
analisis subyek maka akan diketahui subyek dari suatu bidang ilmu, kegitan
selanjutnya menurut Zulaikha (2010) maka harus diterjemahkan kedalam kode atau
bahasa indeks. Kegiatan menerjemahkan dari bahasa indeks sering disebut
deskripsi Indeks. Ada beberapa sistem bahasa indeks menurut Hasby (2010),
yaitu:
1.
Daftar Tajuk Subyek, adalah
daftar dari sejumlah istilah atau kata-kata dengan memberikan acuan atau
penunjukan. Misalnya dengan pemberian istilah lihat dan lihat juga.
2.
Thesaurus, yaitu daftar
kosakata atau istilah dengan menyebutkan hubungan-hubungannya dengan
menggunakan istilah Used For, Nerrower Term, Broader Term, Related Term, dan
lain sebagainya.
3.
Skema klasifikasi , yaitu
bahasa indeks yang istilah-istilahnya disusun berkelas yang diberi kode atau
lambang tertentu. Skema klasifikasi terdiri dari bagan, tabel dan indeks.
|
|
|||||
D.
Evaluasi
Katalog Subyek serta Kartu Acuan Sebagai Sarana Temu Kembali Informasi.
Katalog merupakan hasil dari proses pengkatalogan,
menurut skema Zulaikha( 2010) katalogisasi terdiri dari dua kegiatan yaitu
katalog deskripsi dan pengindeksan subyek yang akan menghasilkan katalog yang
berfungsi untuk temu kembali informasi di perpustakaan. Penulusuran informasi
melalui katalog ditelusuri menurut tajuk masing-masing. Entri- entri dalam
katalog harus secara tepat menunjukan tempat dimana dokumen itu disimpan.
Ada beberapa pendekatan yang di lakukan untuk mencari
koleksi yang diinginkan, biasanya yang di pakai adalah pendekatan judul,
pengarang dan subyek. Menyoroti tentang pendekatan subjek sendiri. Dalam rak
katalog selain kartu katalog entri utama juga terdapat kartu katalog subyek
serta kartu acuan. Kartu katalog subyek ini digunakan untuk melakukan pencarian
koleksi berdasarkan pendekatan subyeknya
Sedangkan Kartu
acuan (lihat) dalam sarana temu kembali informasi mempunyai peran sebagai penuntun
para pemustaka dari satu tajuk subyek yang
tidak dipakai ke tajuk subyek yang dipakai. Kartu acuan (lihat juga)
mempunyai peran sebagai sistem acuan dari satu tajuk subyek ke tajuk subyek
yang lain.
Dalam praktek
penulusuran informasi biasanya pemustaka akan mengggunakan kata kunci atau
keyword yang akan mempermudah dalam mencari literatur. Pendekatan subyek pada
kartu katalog serta kartu acuan masih sering dijadikan keyword sekunder.
Mereka sering berfokus kepada judul dan nama pengarang. Hal ini mungkin
dikarenakan cakupan subyek masih terlalu general dari pada nama
pengarang/ judul yang lebih spesifik.
PENUTUP
Kata
kunci dalam penelusuran informasi mempunyai peranan yang sangat penting. Salah
satu kendala penelusur informasi adalah tidak pahamnya pemustaka terhadap
konsep dari kata kunci penelusuran. Kata kunci pada suatu penelusuran dapat
terdiri dari susunan kata yang merupakan bagian dari bahasa terawasi, bahasa
indeks ataupun keyword. Penggunaan kata kunci diambil dari jenis subyek
masing-masing bidang ilmu.
Penulusuran informasi melalui
katalog subyek dan kartu acuan masih menjadi pilihan sekunder. Sehingga perlu
ditekankan tentang pemahaman cara-cara penulusuran informasi karena dengan adanya pemahaman mengenai
cara-cara penelusuran informasi maka kegagalan dalam menemukan suatu informasi
dapat diminimalisir.
DAFTAR
PUSTAKA
Qalyubi, Syihabun dkk. (2007),
Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab.
Masruri,
anis dkk .(2008). Dasar-dasar katalogisasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab.
Saleh,
Rahman Abduh Dan Janti G Gujana (2009). Pengantar Kepustakawanan : Pedoman Bagi
Perpustakaan Di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jakarta : Sagung Setyo.
Yusup,
Pawit M. (2009). Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakawanan. Jakarta
: Bumi Aksara.
Sulistyo-Basuki
(1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Soekarman
K (1996) , Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan. Jakarta : Gunung
Mulia
Zulaikha,
Sri Rohyanti. 2010. Hand Out Analisis Subyek . Dalam Materi Kuliah
Analisis Subyek Program Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Unpublished.
Hasby 2010. “Alat Bantu Penelusuran Informasi Untuk Mempercepat
Temu Kembali Informasi (Pengantar Analisis Subyek)” dalam http://duniaperpustakaan.com/2010/02/06/alat-bantu-penelusuran-informasi-untuk-mempercepat-temu-kembali-informasi-pengantar-analisis-subyek/ Diakses pada 19 juni, pukul 10:07.
---------“efektifitas opac sebagai sistem temu” dalam http://pustakazubair.blogspot.com/2011/04/efektifitas-opac-sebagai-sistem-temu.html. diakses pada 19 juni, pukul 09: 57.
----------“pengindeksan” dalam http://idoycdt.wordpress.com/pengindeksan/, diakses pada 19 juni pukul 10:00
nice share min
BalasHapus