Selasa, 07 Juni 2011

MENELISIK PENYAKIT PERPUSTAKAAN



MENELISIK PENYAKIT PERPUSTAKAAN
            Banyak orang mengenal perpustakaan dengan kata yang identik dengan jajaran buku yang berjajar rapi di rak-rak. Tapi anggapan itu akan berbeda kalau dilihat dari kacamata obyektif seorang pustakawan, akademisi, atau para calon-calon pustakawan. Perpustakaan dianggap sebagai khazanah ilmu pengetahuan, perpustakaan juga sangat diagungkan dan diibaratkan dengan kata Jantung, baik jantung sebuah universitas, jantung sekolah, jantung pendidikan, jantung pengetahuan bahkan jantung sebuah peradaban. Hal ini tentu akan mengingatkan kita akan arti pentingnya sebuah perpustakaan.
            Pengibaratan jantung sendiri karena jantung adalah bagian dari organ vital yang apabila terganggu kinerjanya akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran kinerja organ-organ lain. Teringat akan sebuah celoteh ringan salah satu pembicara di acara Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo, Beliau berkata “ Perpustakaan dianggap jantung perguruan tinggi tetapi kalau jantungnya koroner buat apa…?”. Dari kata-kata beliau dapat dikerucutkan bahwasanya  perpustakaan sedang mengalami sebuah penyakit yang serius, yang tentu bisa menggangu perkembangan bahkan keberlangsungan hidup perpustakaan itu sendiri.
            Menelisik lebih dalam lagi setidaknya ada tiga virus yang mengakibatkan jantung koroner ini. Virus pertama adalah virus anggaran , anggaran merupakan masalah klasik yang sangat mengancam  karena anggaran untuk perpustakaan biasanya menjadi nomer kesekian baik anggaran dari pemerintah, perguruan tinggi, atau pun sekolah. Sehingga maklum kalau ada perpustakaan-perpustakaan yang masih terkebiri perkembanganya karena masalah klasik ini. Jauh lebih luas lagi banyak perpustakaan pribadi yang hampir gulung tikar karena masalah serupa dapat dicontohkan yang sedang booming akhir-akhir ini yaitu “Perpustakaan Pusat Dokumentasi Hb Yasin” keberlangsungan hidup perpustakaan ini terancam karena kurangnya anggaran dan perhatian baik dari khalayak umum atau pun pemerintah.
            Virus yang kedua adalah virus salah kaprah, ada dua bagian yang diserang oleh virus ini yaitu internal perpustakaan dan eksternal perpustakaan. Internal perpustakaan disini yang diserang biasanya adalah para pustakawan. Dari sebuah kasus ada banyak pustakawan yang masih salah kaprah terhadap pedoman-pedoman yang dipakai dalam pengelolaan buku. Dapat dicontohkan ada pustakawan yang masih salah kaprah tentang pedoman dalam menentukan tajuk subjek sebuah buku, mereka berpedoman kepada DDC padahal pedoman yang harus dipakai adalah Daftar Tajuk Subyek sehingga mungkin dapat menggangu dalam proses temu kembali infornasi dan  Ini tentu akan menimbulkan kurangnya Pencitraan terhadap sebuah perpustakaan.
            Untuk Eksternal perpustakaan biasanya yang diserang adalah Lembaga yang menaungi perpustakaan serta para pemustaka. Virus salah kaprah ini menyerang Lembaga yang menaungi dengan contoh adanya Perguruan Tinggi yang sengaja mengembangkan perpustakaanya dengan berharap agar menaikan Akreditasi perguruan tinggi tersebut, tentunya ini akan sangat kontradiksi dengan tujuan perpustakaan sebenarnya yang berorientasi terhadap kepentingan pemustaka. Untuk Pemustaka sendiri biasanya yang diserang adalah perhatian serta rasa memiliki perpustakaan, pemustaka terkadang ada yang acuh terhadap buku yang dipinjam sehingga tidak adaya kesadaran bahwa buku adalah milik bersama mengakibatkan buku yang dipinjam menjadi kurang terawat.
            Virus yang ketiga adalah komunikasi, virus ini menyerang hubungan komunikasi antara pustakawan dan pemustaka. Banyak para pustakawan yang besifat acuh atau kurang ramah terhadap pemustaka, biasanya ini terjadi di lingkungan perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri. Motto perpustakaan yang mengartikan “buku adalah jendela dunia” sehingga jikalau ingin membaca buku silahkan datang ke perpustakaan, tetapi gimana pemustaka mau datang kalau hubungan komunikasi  serta pelayanan pustakawan kurang baik.
            Itulah virus-virus yang merongrong kebanyakan perputakaan. Dari ketiga virus diatas tentu semuanya merupakan virus-virus yang harus segera diobati dengan cara pembenahan di segala lini, serta peningkatan kesadaran dari Pemerintah, Pustakawan dan Pemustaka Ibarat jantung yang sehat maka produktifitas seseorang akan meningkat. Begitu juga dengan dukungan perpustakaan yang sehat maka akan mendukung sebuah Perguruan Tinggi, Sekolah, ilmu pengetahuan bahkan suatu Negara untuk maju.
           

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © Anwar | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑